Kenapa Orang Pintar Tidak Sukses? ~ Buddy Untitled

Kenapa Orang Pintar Tidak Sukses?

Judul yang tajam dan provokatif. Anda mungkin tidak setuju, atau juga setuju. Orang pintar tidak harus sukses. Banyak yang gagal. Tapi tidak sedikit yang berhasil.
Pintar saja tidak cukup, ternyata. Jika anda yang sedang membaca posting ini adalah termasuk orang pintar, anda harus waspada. Apakah kepintaran anda membuat anda sukses? Atau jangan-jangan anda merasa nyaman dengan kepintaran anda dan akhirnya terjebak di dalam zona nyaman tersebut. Kemudian, bisnis-bisnis anda jalan di tempat.
Saya tuliskan posting ini dari artikel yang ditulis Sternberg, R. pada tahun 1994. Saya berharap saya dan anda yang merasa pintar tergugah setelah membaca artikel ini. Benarkah kepintaran kita membantu kita untuk sukses? Lantas apa yang salah dengan kepintaran kita?

1. Kurang Motivasi. Talenta atau bakat tidak membantu apa-apa jika anda tidak termotivasi untuk menggunakannya. Mungkin motivasi dari eksternal (misalnya, persetujuan sosial) atau internal (kepuasan dari suatu pekerjaan yang baik dilakukan, misalnya). Sumber-sumber eksternal cenderung bersifat sementara, sedangkan sumber-sumber internal cenderung menghasilkan performa yang lebih konsisten.
2. Kurangnya kontrol impuls. Dorongan hati seharusnya membawa kinerja yang optimal. Tapi pada beberapa orang ternyata tidak membawa sumber daya intelektual mereka secara penuh untuk memecahkan problem mereka. Mereka dengan mudah percaya pada solusi pertama yang muncul di kepala mereka. Padahal seharusnya menimbang juga solusi yang lain.
3. Kurangnya ketekunan. Beberapa orang menyerah terlalu mudah, sementara yang lain tidak dapat berhenti bahkan ketika pencariannya jelas akan sia-sia.
4. Menggunakan kemampuan yang salah. Banyak orang tidak menggunakan kemampuan yang tepat untuk tugas-tugas di mana mereka terlibat.
5. Ketidakmampuan untuk menerjemahkan pikiran ke dalam tindakan. Beberapa orang tampak terkubur dalam pikiran mereka sendiri. Mereka memiliki 1001 ide yang baik tetapi tidak pernah melakukan apa-apa tentang ide tersebut.
6. Kurangnya orientasi produk. Beberapa orang tampak lebih mementingkan proses dari pada hasil kegiatan atau pekerjaan.
7. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas. Untuk beberapa orang melakukan pekerjaan yang tidak pernah tuntas jadi sebuah kebiasaan. Mungkin mereka takut untuk menghadapi pekerjaan berikutnya. Jadi, mereka selalu menggantung pekerjaan mereka yang lama, agar pekerjaan tidak datang.
8. Kegagalan untuk memulai. Banyak orang yang tidak mau atau tidak mampu untuk memulai sebuah proyek. Mereka mungkin kebingungan atau takut pada komitmen yang akan timbul dari proyek tersebut.
9. Takut gagal. Orang mungkin tidak akan mencapai kinerja puncak jika mereka menghindari tantangan-tantangan besar dalam hidup mereka.
10. Penundaan. Beberapa orang tidak dapat bertindak atau bekerja tanpa ada tekanan. Mereka juga dapat mencari-cari hal-hal kecil untuk dilakukan dalam rangka untuk menunda yang besar.
11. Menyalahkan. Beberapa orang selalu menyalahkan diri sendiri bahkan untuk kecelakaan atau kesalahan yang kecil sekalipun. Beberapa orang selalu menyalahkan orang lain.
12. Berlebihan mengasihani diri sendiri. Beberapa orang menghabiskan lebih banyak waktu mengasihani diri mereka sendiri daripada berupaya mengatasi masalah tersebut.
13. Ketergantungan yang berlebihan. Beberapa orang mengharapkan orang lain untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan sendiri.
14. Berkubang dalam kesulitan pribadi. Beberapa orang membiarkan kesulitan pribadi mereka terlalu mengganggu pekerjaan mereka. Selama hidup, seseorang dapat mengharapkan kebahagiaan nyata dan kesedihan nyata. Mempertahankan perspektif yang benar seringkali sulit dilakukan.
15. Kurang konsentrasi. Bahkan beberapa orang yang sangat cerdas memiliki rentang perhatian yang sangat pendek.
16. Terlalu. Melakukan terlalu banyak kegiatan dapat mengakibatkan tidak diselesaikan sebuah pekerjaan tepat waktu. Melakukan terlalu sedikit juga bisa mengakibatkan hilangnya kesempatan dan menurunnya tingkat prestasi.
17. Ketidakmampuan untuk menunda kepuasan. Beberapa orang menghargai diri mereka sendiri dan dihargai oleh orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas kecil, sambil menghindari tugas-tugas yang lebih besar bahwa mereka akan mendapatkan manfaat yang lebih besar.
18. Ketidakmampuan untuk melihat. Beberapa orang menjadi terobsesi dengan rincian atau detail tapi seringkali tidak mau atau tidak dapat melihat atau berurusan dengan gambar yang lebih besar dalam proyek yang mereka lakukan.
19. Kurangnya keseimbangan antara kritis, berpikir analitis kreatif dan berpikir sintetik. Hal ini penting bagi orang untuk mempelajari pemikiran seperti apa yang diharapkan dari mereka dalam setiap situasi.
20. Terlalu sedikit atau terlalu banyak kepercayaan diri. Kurangnya percaya diri dapat menggerogoti kemampuan seseorang untuk menyelesaikan sesuatu. Sebaliknya, terlalu percaya diri individu membuat mereka tidak tahu kapan harus mengakui mereka salah atau membutuhkan perbaikan diri.
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment

Apa Pendapat Kamu?

Diberdayakan oleh Blogger.

Mouse